Selasa, 02 September 2014

Down Theory (Bagian 1)


Umurnya sudah lebih dari 100 tahun dan teori ini telah banyak dijadikan dasar dalam melakukan analisa teknikal. Teori Dow diformulasikan dari serangkaian artikel di Wall Street Journal yang digawangi oleh Charles H. Dow dari 1900 sampai 1902, dimana ia meninggal dunia. Editorial dan artikel ini menggambarkan keyakinan Dow mengenai bagaimana pasar saham berperilaku dan bagaimana pasar dapat dijadikan ukuran dalam melihat lingkungan bisnis.  Dow belum sempat menerbitkan teori lengkapnya terhadap pasar, tetapi beberapa rekan dan pengikutnya telah mempublikasikan hasil kerjanya yang telah diperluas ruang lingkupnya.  Dow yakin bahwa pasar saham secara keseluruhan adalah sebuah patokan yang terpercaya mengenai kondisi bisnis didalam ekonomi dan dengan menganalisa keseluruhan pasar, seseorang dapat dengan akurat melihat kondisi tersebut dan mengidentifikasi arah pergerakan pasar.
Teori pertamanya ia gunakan untuk membentuk Dow Jones Industrial Index dan Dow Jones Rail Index (sekarang indeks transportasi), yang sebenarnya dikumpulkan oleh Dow untuk Wall Street Journal. Dow menciptakan indeks-indeks ini karena ia merasa mereka adalah gambaran akurat dari kondisi bisnis didalam ekonomi karena mereka mencakup dua segmen ekonomi utama yaitu industri dan transportasi. Walaupun indeks-indeks tersebut telah mengalami banyak perubahan dalam 100 tahun terakhir, teorinya masih digunakan pada indeks pasar saat ini.  Banyak dari alat analisa teknikal yang kita kenal saat ini memiliki dasar dari teori Dow. Karena alasan ini, pelaku pasar dan trader seharusnya mengetahui enam elemen dasar dari Dow Theory yaitu:

1. Pasar Mendiskon Apapun

Elemen mendasar pertama dari teori Dow mengemukakan bahwa semua informasi, baik saat ini, masa lalu bahkan masa depan, telah didiskon atau diserap kedalam pasar dan tercermin pada harga saham dan indeks.  Informasi tersebut termasuk semuanya mulai dari emosi  investor sampai ke data inflasi atau data ekonomi lainnya, juga pengumuman laporan keuangan perusahaan yang akan dibuat setelah pasar tutup. Berdasarkan asumsi ini, informasi yang tidak termasuk adalah sesuatu yang tidak diketahui seperti bencana alam. Tetapi bahkan resiko dari kejadian tersebut telah diserap kedalam pasar.
Penting untuk diingat bahwa ini tidak menggambarkan kemampuan dari pelaku pasar atau bahkan pasar itu sendiri untuk mengetahui kejadian di masa depan. Lebih kearah, dalam beberapa periode waktu, semua faktor yang telah terjadi dan diekspektasi akan terjadi telah diserap oleh pasar. Seiring adanya perubahan, seperti resiko pasar, pasar menyesuaikan hal ini dengan harga, merefleksikan informasi baru.  Ide bahwa pasar mendiskon apapun sebenarnya bukan hal baru bagi analis teknikal, karena ini adalah dasar yang digunakan oleh banyak alat analisa teknikal. Karenanya, dalam analisa teknikal, seseorang hanya perlu melihat pergerakan harga, dan tidak faktor lain seperti neraca keuangan.


Seperti analisa teknikal utama lainnya, teori Dow sangat berpatokan pada harga. Namun, teori Dow lebih menitikberatkan pada pasar secara keseluruhan daripada hanya beberapa saham tertentu. Jadi teori Dow ini menitikberatkan pada analisa pasar secara keseluruhan melalui pergerakan harga sebuah indeks saham dari pasar modal. Juga patut diperhatikan bahwa teori Dow ini berfokus pada pergerakan harga dan tren indeks, implementasi juga bisa digabungkan dengan elemen analisa fundamental. Walaupun begitu banyak pihak mengatakan bahwa teori Dow lebih cocok sebagai alat analisa teknikal.

2. Pasar 3 tren

Bagian penting dari teori Dow adalah mengenali arah pasar secara keseluruhan. Untuk bisa melakukan ini, teori Dow menggunakan analisa tren. Nah, dengan begitu anda harus mengerti terlebih dahulu mengenai metode analisa garis tren. harga memang bergerak dalam sebuah arah umum tetapi bukan berarti harga bergerak dalam garis lurus. harga akan cenderung membentuk harga tertinggi (peak) lalu kemudian membentuk low (trough), tetapi akan cenderung bergerak dalam satu arah.  Umumnya tren dibagi menjadi tiga jenis, yaitu naik (uptrend), turun (downtrend), dan menyamping (sideway trend). Agar pergerakan harga bisa diklasifikasikan sebagai sebuah tren naik, pembentukan harga tertinggi (peak) baru harus bisa lebih tinggi dari peak sebelumnya dan ketika pergerakan harga tersebut membentuk low (trough), trough ini tidak boleh melewati trough sebelumnya. Berlaku sebaliknya untuk tren turun.


Teori Dow mengidentifikasi tiga jenis tren dalam pasar yaitu primer, sekunder, dan minor. Sebuah tren primer adalah tren yang paling besar dan bertahan lebih dari satu tahun, sedangkan tren sekunder adalah tren menengah yang bertahan tiga minggu sampai tiga bulan dan sering diasosiakan sebgai pergerakan yang berlawanan dengan tren primennya. Dan yang teakhir, tren minor, bertahan kurang dari tiga minggu dan diasosiasikan sebagai pergerakan didalam tren menengah.
(bersambung)




Share This

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Contact Us

Hubungi kami agar kami bisa segera membantu Anda



Designed By Blogger Templates